Senin, 13 April 2015

gotong royong dalam karakter bangsa



Budaya merupakan warisan yang tidak bisa terpisahkan dari setiap bangsa. Budaya membentuk ciri khas yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Gotong royong merupakan salah satu budaya bangsa Indonesia yang mengandung  banyak nilai-nilai positif di dalamnya
Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa gotong royong menjadi dasar filsafat bangsa Indonesia. Gotong royong dikatakan sebagai hasil perasan dari pancasila yang berati nilai-nilai dalam ancasila juga terkandung dalam gotong royong.
Itulah Indonesia dg keberagamanya.Budaya Gotong Royong sudah sangatlah melekat pada masyarakat Indonesia sendiri. hasil perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan pada dasarnya merupakan bagian dari modal sosial yang dikembangkan oleh para tokohkemerdekaan melalui nilai-nilai kejuangan dan kegotongroyongan. "erekamempunyai tekad untuk terbentuknya Bangsa Indonesia yang kuat bebas dari bayang-bayang kekuasaan dan hegemoni sosio budaya bangsa lain. $payademikian kemudian dikenal sebagai upaya national character building.(alam kerangka N&B ini pada ) soekarno mempopulerkan istilah gotongroyong sebagai bagian esensial dari reitalisasi nilai-nilai sosio budaya padamasyarakat lintas suku bangsa di Indonesia agar terbebas dari dominasi social,ekonomi, politik,serta ideologi asing yang tidak menguntungkan bangsaIndonesia.Gotong Royongpun dapat dijadikan sebagai suatu karakteristik atau nilai-nilai yang melekat pada jati diri Bangsa Indonesia. ecara implisit sikap gotong royongpun mempunyai implementasi dalam wawasan nusantara bangsa Indonesia karena wawasa nusantara Indonesia terdiri atas wujud tatalaku yang bersifat batiniah dan lahiriah (lemhanas ).
Dari hal demikian tentu setiap daerah memiliki pola gotong royong dengan falsafah yg berbeda, persoalanya kemudian.. bagaimana masyarakat mampu merealisasikan buadaya lama dari warisan nenek moyang  itu dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat Buton telah memiliki Falsafah Hidup yaitu Falsafah Bhinci-Bhinciki Kuli yang merupakan landasan utama Hukum Adat Wolio. Makna-makna hakiki yang terkandung di dalamnya kemudian terjabar dalam Sara Pataanguna atau dasar hukum yang empat, yaitu sebagai berikut :

-      Pomaa – maasiaka      =        Saling sayang       menyayangi.
Artinya saling menyayangi, saling mencintai terhadap sesama.
-      Poangka - angkataka =        Saling menghormati.
Artinya saling menghormati, menghargai dan saling mengutamakan terhadap sesama.
-      Popia – piara              =        Saling memelihara atau mengabdi.
Artinya saling memelihara, mencintai atau saling mengabdi terhadap sesama.
-      Pomae – maeka =        Saling takut-menakuti.
Artinya saling merasa takut atau hormat terhadap sesama.

Namun dg perkembangan jaman seakan tengelam termakan waktu dg perkembangan, namun masih banyak pula masyarakat yg merangkul budaya lama untuk membangun kehidupan social masyarakat dizaman moderen.
dari beberapa gambar diatas memberikan gambaran bahwa dg kesadaran membangun, saling menopang satu sama lain, mengorganisasikan diri demi kepentingan bersama sehinga semua membagi peran  dalam kegiatan sosial apapun apalgi acara bersama demi kepentingan masyarakat buton, itu merupakan gambaran bahwa sampai saat ini falasah buton masih bisa dipertahankan dmanapun masyarakat buton berada.

Mampukah generasi muda mempertahankan budaya dari  warisan nenek moyang ini sampai kdepan…?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar